Mitos Fakta Mandi Malam Bikin Rematik

“Jangan mandi malam, nanti rematik!” Kalimat sakral ini kayaknya turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi tanpa pernah benar-benar dicek kebenarannya. 

Dari anak kecil sampai orang dewasa, banyak yang akhirnya takut mandi setelah Magrib atau Isya karena khawatir sendi-sendi bakal nyeri pas usia nambah. 

Padahal, di zaman sekarang, mandi malam sering jadi kebutuhan—habis kerja, habis olahraga, atau sekadar pengin badan fresh sebelum tidur. Nah, pertanyaannya: mandi malam itu beneran bikin rematik, atau cuma mitos? 

Pertama, kita perlu lurusin dulu soal rematik itu sendiri. Dalam dunia medis, “rematik” bukan cuma satu penyakit tunggal. 

Istilah ini dipakai masyarakat buat nyebut berbagai keluhan nyeri sendi, pegal-pegal, kaku, sampai bengkak di persendian. 

Secara medis, yang sering dimaksud itu bisa osteoarthritis, rheumatoid arthritis, asam urat, atau gangguan sendi lainnya. 

Penyebabnya pun macam-macam: faktor usia, genetik, peradangan autoimun, gaya hidup, berat badan, sampai riwayat cedera. 

Nah, dari semua faktor itu, mandi malam sebenarnya nggak masuk daftar penyebab utama. 

Terus kenapa mandi malam sering dituduh sebagai biang kerok rematik? Ini biasanya gara-gara efek air dingin ke tubuh. 

Saat kita mandi malam, apalagi pakai air dingin, pembuluh darah di kulit bisa menyempit sementara. 

Efeknya, otot dan sendi terasa kaku, apalagi kalau badan lagi capek banget. Sensasi kaku dan pegal inilah yang sering disalahartikan sebagai “rematik kambuh”. 

Padahal, itu sifatnya sementara dan bakal membaik sendiri setelah tubuh kembali hangat. Jadi lebih ke reaksi tubuh terhadap suhu dingin, bukan karena mandi malamnya itu sendiri. 

Buat orang yang memang sudah punya masalah sendi sebelumnya, mandi malam dengan air dingin memang bisa bikin keluhan terasa lebih. 

Sendi yang sensitif jadi lebih “rewel”, terasa nyeri atau kaku sesaat. Tapi ini bukan berarti mandi malam bikin rematik baru. 

Ibarat luka lama, kena dingin dikit ya kerasa, tapi bukan dinginnya yang bikin luka itu ada. Jadi konteksnya penting: mandi malam bukan penyebab, paling cuma pemicu rasa nggak nyaman sementara. 

Di sisi lain, mandi malam juga punya manfaat kalau dilakukan dengan benar. Badan jadi bersih dari keringat dan debu seharian, pikiran lebih rileks, dan kualitas tidur bisa lebih baik. 

Banyak orang justru susah tidur kalau belum mandi. Kuncinya ada di cara mandinya. Kalau takut kedinginan, ya pakai air hangat. 

Air hangat malah bisa bantu melenturkan otot, bikin tubuh lebih santai, dan mengurangi pegal-pegal. Jadi bukan mandi malamnya yang salah, tapi cara dan kondisinya yang perlu disesuaikan. 

Kesimpulannya, anggapan mandi malam bikin rematik itu lebih dekat ke mitos daripada fakta. Rematik bukan muncul gara-gara kebiasaan mandi malam, tapi karena faktor medis yang jauh lebih kompleks. 

Kalau kamu sehat-sehat aja, mandi malam nggak bakal tiba-tiba bikin sendi rusak. Yang penting, dengarkan tubuh sendiri. 

Kalau habis mandi malam badan terasa nggak enak, ya atur suhunya, jangan pakai air terlalu dingin, dan pastikan badan langsung dikeringkan serta tetap hangat. 

Jadi, mandi malam? Santai aja. Selama dilakukan dengan bijak, itu bukan musuh sendi, tapi cuma rutinitas bersih-bersih yang kebetulan sering kena tuduhan. #Mitos